Part I : Pola pergaulan / pertemanan.
A. Adaya Geng yang Mendominasi
Menurut pengalaman yang saya alami dahulu, dalam pola pertemanan pasti kebanyakan sekolah-sekolah SMP biasanya selalu terdapat geng yang istilahnya paling eksis dan terkenal diantara geng-geng lainnya,yang bikin heran dan saya sendiri masih belum tahu penyebab mengapa geng yang istilahnya “mendominasi” itu sifat anggota dari geng tersebut umumnya selalu berwajah cantik (tapi kecantikan mereka belum tentu loh seimbang dengan kepintaran otak mereka :-D) , kalau tidak ya tajir dan herannya lagi selalu di antara geng-geng tersebut dalam satu sekolah, selalu ada geng yang bernama LOLIPOP, anehnya lagi hampir tidak pernah ada kumpulan geng2 yang beranggotakan murid2 smart, nah loh !.
Saran dari saya , sebaiknya smart dalam memilih teman utuk bergaul, jangan sampai istilahnya “Salah Pergaulan” yang menyebabkan raport kalian jeblok, berurusan dengan BK yang berujung pada skorsing yang bikin orang tua frustasi dengan “kenakalan remaja” yang telah kalian lakukan (Gak mau kan orang yang ngelahirin kita , yang menyayangi kita,yang susah payah mencari uang untuk biaya pendidikan kita kecewa karena ulah yang kita buat ). Pada intinya tidak usahlah mencoba hal-hal baru yang negatif, jika masih merasa penasaran, cukup dengan menanyakan saja pada orang tua.
B. Cinta Monyet Sampai Cinta Yang Berujung di BK.
Mungkin kalau membahas soal cinta saat SMP, mungkin saya bukanlah ahlinya, karena seingat yang saya pernah jalani, saya sama sekali tidak memikirkan bahkan belum memikirkan tentang cinta-cintaan :-D. Cinta yang dijalin oleh yang masih SMP merupakan cinta monyet yang berarti menjalin cinta dengan pasangan tanpa sama sekali memikirkan komitmen untuk bersama selamanya. Cinta yang mereka jalin hanya sekedar sebagai teman berbagi saja, cenderung tidak bertahan lama oleh sebab itu pikir-pikir deh daripada buang-buang waktu,usaha, dan biaya, saya dapat menyimpulkan kalau tidak penting sekali bagi para siswa SMP untuk mempunyai seorang kekasih alias berpacaran. Saya berani berkata demikian karena pacaran pada tingkat pendidikan ini dapat menimbulkan banyak sekali dampak negatif, seperti tidak fokus dalam pelajaran, bahkan dapat memrosotkan nilai, hingga berujung pada aktivitas pacaran yang negatif.
Sekali lagi dikarenakan labilnya emosi dan tingginya rasa ingin mencoba hal baru, pacaran akan dikhawatirkan membawa efek yang negatif. PIKIRLAH MATANG-MATANG DAN JUGA AKIBAT TERBURUK ATAS PERBUATAN YANG TELAH KALIAN LAKUKAN. Jangan sampai BK bahkan orag tua kalian geram dengan mengetahui kalian melakukan aktivitas pacaran yang sudah melampaui batasnya. Jadi kesimpulannya, pacaran pada tingkatan ini dirasa TIDAK PERLU, mending sibukkan dirimu dengan kegiatan yang positif deh, salah satunya dengan bergabung pada eskul / OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), bergabung di organisasi ini mempunyai banyak sekali manfaatnya, yang pertama menambah banyak teman (karena anggotanya berasal mulai kelas 7 hingga 8), melatih kemampuan siswa untuk memimpin suatu organisasi, dan sebagai wadah untuk menyalurkan ide kreatif. Atau kamu juga dapat bergabung dengan ekstrakulikuler sekolah, selain bisa terkenal, bahkan kalian dapat menghasilkan uang loh lewat memenangkan lomba-lomba pada masing-masing kegiatan ekstrakulikuler tersebut. J.
C. Hati-hati Kebiasaan “ALAY” Dimulai yang Dapat Membodohkan Tata Bahasa Negerimu
Pengertian alay menurut saya intinya adalah kebiasaan buruk dimana seseorang bergaya berlebihan hanya dikarenakan dirinya ingin diakui oleh masyarakat kekerenannya dan kehebatan yang ia miliki yang dapat mengakibatkan orang lain merasa terganggu dan “illfill” terhadap apa yang mereka perbuat tanpa seseorang tersebut sadari.
Beberapa contoh nyatanya yang ada pada kebiasaan remaja di Indonesia adalah seperti yang dilakukan siswa SMP kebanyakan, seperti SMS dengan gaya huruf besar kecil dalam 1 kata, memakai simbol dan angka (contoh :"p@ k@bar qAmuWh?? N 9! N94p@!nT?? "menggunakan huruf Z dibelakang kata. "mlz bgtz!" atau "gurunya malezin yh",jika berfoto selalu begaya berlebihan (memajukan bibir dan menggunakan beberapa jari menunjuk wajahnya),dsb,dsb,dsb --__--’’’.
Parahnya lagi ALAYER (orang yg alay) tersebut “mengumbar” berlebihannya di banyak sekali Jejaring Sosial (Fb,twitter,YM,dsb) dengan membuat nickname yang berlebihan, mengata-katai orang, menuliskan/curhat masalah,menulis status yang tidak penting, dan masih banyak sekali yg lainnya. Perlu diketahui bahwa kebiasaan tadi membuat GERAM dan TIDAK ADA GUNANYA bagi orang lain dan bahkan bertentangan sekali dengan penulisan dan tata bahasa Indonesia. Mending sms/ menggunakan jejaring sosial dengan bahasa yang benar dan seperlunya saja. Kalau memang masih ingin eksis/dikenal oleh temen-temen sekolah, masyarakat luas mending dengan cara yang positif seperti mengikuti kejuaraan tingkat sekolah atau bahkan tingkat Nasional. Saran saya, lebih cermat dan hati-hatilah dalam mengikuti kebiasaan-kebiasan/trend yang ada, jangan sampai merugikan orang lain dan jangan sampai hal tersebut kalian lakukan tapi tidak bermanfaat sama sekali, Be Excellence! J
D. Masa Labil-labilnya emosi yang berujung pada “Kenakalan remaja”
Menurut pengetahuan yang saya miliki, kenakalan remaja berarti tidakan negatif (tidak baik) yang dilakukan oleh para remaja baik karena faktor dari dalam remaja itu sendiri (karena labilnya emosi/keinginan untuk diakui didalam keluarga/masyarakat) atau pun karena faktor dari luar ( kerena dorongan ekonomi, pengaruh ajakan orang lain, dsb) yang dapat merugikan dirinya sendiri, keluarga , atau orang lain. Contoh nyata yang sering kita temui adalah merokok, tawuran, bullying, seks bebas, narkoba, dsb.
Perlu diketahui, pada masa SMP ini, remaja memiliki emosi yang labil, dimana pada fase ini remaja-remaja cenderung mudah terpengaruh dan mengikuti arus lingkungan dan karena baru menjalani fase anak-anak menuju remaja, mereka juga memiliki rasa ingin mengetahui yang tinggi, sehingga perlu pengawasan dari orang tua dan para guru agar mereka tidak terjerumus pada hal yang negatif. Beruntung sekali di semua sekolah SMP telah di dirikan suatu lembaga yang bernama BK (Badan Konseling)/ BP ( Badan Pengawas) yang berfungsi sebagai pengawas para murid didiknya dari kegiatan negatif dalam lingkup sekolah (contoh : pacaran, tawuran dan kenakalan remaja lainnya), memberikan penyuluhan, dan juga menyediakan kesempatan bagi para siswanya sebagai tempat untuk berkonsultasi alias “curhat” gratis untuk menyelesaikan / memberikan solusi atas masalah-masalah yang dimiliki oleh siswanya.
Nah, kurang baik apa coba, yah.. mungkin bagi yang susah “move on” / bagi yang lagi galau gara-gara atau yang cuman pengen cari-cari masalah dateng aja ke Ruang BK terdekat :-D. Akan tetapi peranan BK dan orang tua tidaklah cukup tanpa pengendalian diri dan iman yang kuat dari pribadi masing-masing. Mending pilih amannya aja deh dengan TIDAK SAMA SEKALI mencoba hal-hal yang negatif. So, Think smart! J